Kamis, 30 Juni 2016

hipertensi pada prosedur neurointervensi

hipertensi saat prosedur intervensi merupakan kondisi yang berbahaya, bisa menyebabkan krisis hipertensi dengan segala akibatnya.
Khusus pada prosedur neurointervensi tekana darah yang tinggu menyebabkan luka pungsi arteri femoral mudah perdarahan karenanya harus dikontrol.  ada dua obat yaitu labetolol dan nitrogliserin.

Labetolol
1 ampul = 4ml=20 mg, dijadikan 20 ml dengan NS

Injeksi intravena, 50 mg selama paling tidak 1 menit, jika perlu ulangi setelah 5 menit; maksimal 200 mg.
Catatan. Bradikardi yang berlebihan dapat diatasi dengan injeksi intravena atropin sulfat 0,6-2,4 mg dalam dosis terbagi 0,6 mg setiap kali; untuk overdosis lihat penanganan darurat keracunan.
Infus intravena, 2 mg/menit; kisaran lazim 50-200 mg, (tidak dianjurkan untuk feokromositoma). Hipertensi pada kehamilan, 20 mg/jam, lipatkan dua setiap 30 menit; maksimal 160 mg/jam. Hipertensi setelah infark, 15 mg/jam, sedikit demi sedikit tingkatkan sampai maksimal 120 mg/jam.
Dosis praktinya sebagai berikut:
 bila tekanan darah >180/100 mmhg berikan 5 ml, dengan target 140-160 mmHg, dievaluasi tiap 5 menit bila belum sesuai target diberikan 5 ml dan seterusnya. 
Nitrogliserin
Nitrogliserin puff,
berikan satu puff sublingual ditunggu 5 menit, bila belum tercapai berikan lagi satu puff. Nitrogliserin puff ini sangat sensitif sekali dalam menurunkan tekanan darah.



Nitrogliserin injeksi
  1. Dosis umum: 10-200 mcg/menit
  2. 5 ml/25 mg
  3. dijadikan 25 ml/25 mg dalam syringe pump start 0,3 ml/jamdievaluasi taip 5 menit, bila belum sesuai target dinaikkan menjadi 0,6,,0,9 maksimal 2 ml/jam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar